Ribuan jamaah ibadah umrah asal Indonesia yang saat ini tengah berada di Tanah Suci pasti sedang merasakan hawa dingin yang sangat menggigit. Bagaimana tidak, suhu udara di dua kota suci bagi umat Muslim itu , Makkah dan Madinah, dilaporkan berada di titik 9-11 derajat Celcius.
Para jamaah tersebut tentu sudah menyiapkan bekal dari Tanah Air untuk menghadapi musim yang sangat dingin di Arab Saudi. Karena informasi seperti kondisi cuaca di negeri tersebut akan selalu diperbarui oleh pihak biro perjalanan haji dan umrah saat melaksanakan manasik menjelang keberangkatan. Seperti yang diceritakan Rahmat sidik, pengelola Travel primasaidah.
Menurut sidik, informasi yang diberikan sangat memengaruhi kondisi jamaah selama melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Lebih dari itu, manasik juga menyampaikan berbagai persiapan yang harus dilakukan jamaah selama berada di Indonesia. Mulai dari mempersiapkan barang bawaan hingga menjaga kesehatan fisik dan mental.
Ia mengatakan, kondisi cuaca yang di Makkah saat ini sangat tidak lazim bagi sebagian masyarakat Indonesia. Situasi iklim yang kurang bersahabat itu diperkirakan akan berlangsung hingg akhir Maret. Untuk itu, bagi jamaah yang baru akan melakukan perjalanannya di sisa Februari dan Maret mendatang, diminta untuk lebih mempersiapkan diri. Jangan sampai keadaan cuaca mengalahkan niat bertamu ke rumah Allah SWT.
Persiapan paling awal dimulai dari rumah. Menurut Irmawati, bagaimanapun kondisi cuacanya, jamaah harus siap menghadapinya, apalagi umrah dan haji merupakan ibadah yang banyak membutuhkan ketahanan fisik. Karenanya, sebelum berangkat calon jamaah disarankan rutin latihan berjalan kaki santai, minimal 30 menit di pagi hari. “Yang penting adalah lakukan secara rutin.”
Dengan terbiasa melakukan aktivitas fisik, jamaah tidak akan kelelahan mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, sa’i, ataupun pulang-pergi hotel-masjid setiap masuk waktu shalat.
Untuk menambah daya tahan tubuh, salah satu yang penting dilakukan jamaah adalah mengonsumsi multivitamin dan suplemen kesehatan tambahan. Termasuk membiasakan diri untuk rajin minum air putih. Bagi jamaah yang memiliki masalah kesehatan seperti kolesterol, hipertansi, dan lainnya, disarankan agar mengikuti anjuran dokter dan memperhatikan pantangan makanan.
Mengenai perlengkapan, termasuk pakaian selama beribadah umrah, disarankan agar membawa secukupnya. Jangan sampai barang bawaan mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah. “Paling banyak bawa 10 potong pakaian untuk ibadah, dan tiga baju tidur. Jadi, sisa koper bisa dimasukkan oleholeh,” katanya.
Mengingat suhu dingin di Tanah Haram bakal berlangsung hingga akhir Marat, jamaah disarankan pula membawa baju penghangat dan jaket untuk melindungi baju bagian dalam. Bagi jamaah lakilaki yang mengenakan baju koko, ada baiknya ditambah dengan baju penghangat/sweater di lapisan dalamnya. Penggunaan sarung tangan dan kaus kaki juga sangat dianjurkan.
Hindari wewangian
Bagi jamaah perempuan, sidik mengingatkan agar menghindari penggunaan sepatu hak tinggi, pemulas bibir berwarna terang, wewangian berbau menyengat, dan pakaian yang terlalu tipis hingga menerawang. “Pakailah sepatu datar yang nyaman di kaki. Namun begitu, ada saja jamaah yang tetap membawa sandal atau sepatu hak tinggi,” ujarnya.
Sebaliknya, para jamaah juga jangan lupa membawa sajadah. Ini penting karena bisa menentukan kesehatan jamaah, mengingat tidak sedikit tamu Allah ini masuk angin akibat duduk lama di lantai Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi yang dingin. Sajadah juga sebagai persiapan bila jamaah tidak mendapatkan saf shalat yang dilapisi karpet.
“Selama di sana, banyak-banyak minum air putih atau zamzam. Pilih air zamzam yang tertulis tidak dingin ( not cold),” katanya. Dan, untuk makanan, jamaah disarankan menghindari makan daging kambing. Selama ini banyak jamaah yang gemar jajan di luar hotel, seperti makan kebab. Lagi pula, makanan di hotel yang disediakan cukup banyak dan relatif enak serta bergizi.
Soal oleh-oleh, Sidik tak bosan mengingatkan agar jamaah mencukupkan diri membeli air zamzam dan kurma dari Tanah Suci. Sementara oleh-oleh lainnya, seperti sajadah, mukena, tasbih bisa diperoleh di Tanah Abang, Jakarta, dengan harga yang tidak berbeda jauh. “Yang penting, kan doanya.”
Para jamaah tersebut tentu sudah menyiapkan bekal dari Tanah Air untuk menghadapi musim yang sangat dingin di Arab Saudi. Karena informasi seperti kondisi cuaca di negeri tersebut akan selalu diperbarui oleh pihak biro perjalanan haji dan umrah saat melaksanakan manasik menjelang keberangkatan. Seperti yang diceritakan Rahmat sidik, pengelola Travel primasaidah.
Menurut sidik, informasi yang diberikan sangat memengaruhi kondisi jamaah selama melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Lebih dari itu, manasik juga menyampaikan berbagai persiapan yang harus dilakukan jamaah selama berada di Indonesia. Mulai dari mempersiapkan barang bawaan hingga menjaga kesehatan fisik dan mental.
Ia mengatakan, kondisi cuaca yang di Makkah saat ini sangat tidak lazim bagi sebagian masyarakat Indonesia. Situasi iklim yang kurang bersahabat itu diperkirakan akan berlangsung hingg akhir Maret. Untuk itu, bagi jamaah yang baru akan melakukan perjalanannya di sisa Februari dan Maret mendatang, diminta untuk lebih mempersiapkan diri. Jangan sampai keadaan cuaca mengalahkan niat bertamu ke rumah Allah SWT.
Persiapan paling awal dimulai dari rumah. Menurut Irmawati, bagaimanapun kondisi cuacanya, jamaah harus siap menghadapinya, apalagi umrah dan haji merupakan ibadah yang banyak membutuhkan ketahanan fisik. Karenanya, sebelum berangkat calon jamaah disarankan rutin latihan berjalan kaki santai, minimal 30 menit di pagi hari. “Yang penting adalah lakukan secara rutin.”
Dengan terbiasa melakukan aktivitas fisik, jamaah tidak akan kelelahan mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, sa’i, ataupun pulang-pergi hotel-masjid setiap masuk waktu shalat.
Untuk menambah daya tahan tubuh, salah satu yang penting dilakukan jamaah adalah mengonsumsi multivitamin dan suplemen kesehatan tambahan. Termasuk membiasakan diri untuk rajin minum air putih. Bagi jamaah yang memiliki masalah kesehatan seperti kolesterol, hipertansi, dan lainnya, disarankan agar mengikuti anjuran dokter dan memperhatikan pantangan makanan.
Mengenai perlengkapan, termasuk pakaian selama beribadah umrah, disarankan agar membawa secukupnya. Jangan sampai barang bawaan mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah. “Paling banyak bawa 10 potong pakaian untuk ibadah, dan tiga baju tidur. Jadi, sisa koper bisa dimasukkan oleholeh,” katanya.
Mengingat suhu dingin di Tanah Haram bakal berlangsung hingga akhir Marat, jamaah disarankan pula membawa baju penghangat dan jaket untuk melindungi baju bagian dalam. Bagi jamaah lakilaki yang mengenakan baju koko, ada baiknya ditambah dengan baju penghangat/sweater di lapisan dalamnya. Penggunaan sarung tangan dan kaus kaki juga sangat dianjurkan.
Hindari wewangian
Bagi jamaah perempuan, sidik mengingatkan agar menghindari penggunaan sepatu hak tinggi, pemulas bibir berwarna terang, wewangian berbau menyengat, dan pakaian yang terlalu tipis hingga menerawang. “Pakailah sepatu datar yang nyaman di kaki. Namun begitu, ada saja jamaah yang tetap membawa sandal atau sepatu hak tinggi,” ujarnya.
Sebaliknya, para jamaah juga jangan lupa membawa sajadah. Ini penting karena bisa menentukan kesehatan jamaah, mengingat tidak sedikit tamu Allah ini masuk angin akibat duduk lama di lantai Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi yang dingin. Sajadah juga sebagai persiapan bila jamaah tidak mendapatkan saf shalat yang dilapisi karpet.
“Selama di sana, banyak-banyak minum air putih atau zamzam. Pilih air zamzam yang tertulis tidak dingin ( not cold),” katanya. Dan, untuk makanan, jamaah disarankan menghindari makan daging kambing. Selama ini banyak jamaah yang gemar jajan di luar hotel, seperti makan kebab. Lagi pula, makanan di hotel yang disediakan cukup banyak dan relatif enak serta bergizi.
Soal oleh-oleh, Sidik tak bosan mengingatkan agar jamaah mencukupkan diri membeli air zamzam dan kurma dari Tanah Suci. Sementara oleh-oleh lainnya, seperti sajadah, mukena, tasbih bisa diperoleh di Tanah Abang, Jakarta, dengan harga yang tidak berbeda jauh. “Yang penting, kan doanya.”
No comments:
Post a Comment