Saturday, April 25, 2015
Bilik Rawatan Bekam AsSyifa Nur Hikmah
Sesiapa yang berada di sekitar Ipoh, Pengkalan, Lahat, Perak ingin datang berbekam, sila buat temujanji terlebih dahulu.
Sila hubungi :
010- 536 6990 (Jurubekam Lelaki) ,
010- 505 3575 (Jurubekam Wanita)
Alamat:
Pusat Terapi AsSyifa Nur Hikmah
15 Laluan Lapangan Perdana 2,
Panorama Lapangan Perdana,
31650 Ipoh. Perak
email: assyifanurhikmah@gmail.com
Thursday, April 23, 2015
Sunday, April 19, 2015
HARI TERBAIK UNTUK BERBEKAM HAMPIR TIBA
Hari terbaik untuk Berbekam.
Waktu terbaik untuk servis tubuh kita. Sila hubungi Ahli-Ahli Bekam yang berhampiran dengan anda untuk buat temujanji.
Sekiranya anda berada di sekitar kawasan Ipoh, Perak boleh buat temujanji dengan saya.
sila lawati http://assyifanurhikmah.blogspot.com untuk maklumat lanjut.
peralatan bekam yang digunakan
Friday, April 17, 2015
Latihan Fisik Sebelum Berangkat
Ribuan jamaah ibadah umrah asal Indonesia yang saat ini tengah berada di Tanah Suci pasti sedang merasakan hawa dingin yang sangat menggigit. Bagaimana tidak, suhu udara di dua kota suci bagi umat Muslim itu , Makkah dan Madinah, dilaporkan berada di titik 9-11 derajat Celcius.
Para jamaah tersebut tentu sudah menyiapkan bekal dari Tanah Air untuk menghadapi musim yang sangat dingin di Arab Saudi. Karena informasi seperti kondisi cuaca di negeri tersebut akan selalu diperbarui oleh pihak biro perjalanan haji dan umrah saat melaksanakan manasik menjelang keberangkatan. Seperti yang diceritakan Rahmat sidik, pengelola Travel primasaidah.
Menurut sidik, informasi yang diberikan sangat memengaruhi kondisi jamaah selama melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Lebih dari itu, manasik juga menyampaikan berbagai persiapan yang harus dilakukan jamaah selama berada di Indonesia. Mulai dari mempersiapkan barang bawaan hingga menjaga kesehatan fisik dan mental.
Ia mengatakan, kondisi cuaca yang di Makkah saat ini sangat tidak lazim bagi sebagian masyarakat Indonesia. Situasi iklim yang kurang bersahabat itu diperkirakan akan berlangsung hingg akhir Maret. Untuk itu, bagi jamaah yang baru akan melakukan perjalanannya di sisa Februari dan Maret mendatang, diminta untuk lebih mempersiapkan diri. Jangan sampai keadaan cuaca mengalahkan niat bertamu ke rumah Allah SWT.
Persiapan paling awal dimulai dari rumah. Menurut Irmawati, bagaimanapun kondisi cuacanya, jamaah harus siap menghadapinya, apalagi umrah dan haji merupakan ibadah yang banyak membutuhkan ketahanan fisik. Karenanya, sebelum berangkat calon jamaah disarankan rutin latihan berjalan kaki santai, minimal 30 menit di pagi hari. “Yang penting adalah lakukan secara rutin.”
Dengan terbiasa melakukan aktivitas fisik, jamaah tidak akan kelelahan mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, sa’i, ataupun pulang-pergi hotel-masjid setiap masuk waktu shalat.
Untuk menambah daya tahan tubuh, salah satu yang penting dilakukan jamaah adalah mengonsumsi multivitamin dan suplemen kesehatan tambahan. Termasuk membiasakan diri untuk rajin minum air putih. Bagi jamaah yang memiliki masalah kesehatan seperti kolesterol, hipertansi, dan lainnya, disarankan agar mengikuti anjuran dokter dan memperhatikan pantangan makanan.
Mengenai perlengkapan, termasuk pakaian selama beribadah umrah, disarankan agar membawa secukupnya. Jangan sampai barang bawaan mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah. “Paling banyak bawa 10 potong pakaian untuk ibadah, dan tiga baju tidur. Jadi, sisa koper bisa dimasukkan oleholeh,” katanya.
Mengingat suhu dingin di Tanah Haram bakal berlangsung hingga akhir Marat, jamaah disarankan pula membawa baju penghangat dan jaket untuk melindungi baju bagian dalam. Bagi jamaah lakilaki yang mengenakan baju koko, ada baiknya ditambah dengan baju penghangat/sweater di lapisan dalamnya. Penggunaan sarung tangan dan kaus kaki juga sangat dianjurkan.
Hindari wewangian
Bagi jamaah perempuan, sidik mengingatkan agar menghindari penggunaan sepatu hak tinggi, pemulas bibir berwarna terang, wewangian berbau menyengat, dan pakaian yang terlalu tipis hingga menerawang. “Pakailah sepatu datar yang nyaman di kaki. Namun begitu, ada saja jamaah yang tetap membawa sandal atau sepatu hak tinggi,” ujarnya.
Sebaliknya, para jamaah juga jangan lupa membawa sajadah. Ini penting karena bisa menentukan kesehatan jamaah, mengingat tidak sedikit tamu Allah ini masuk angin akibat duduk lama di lantai Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi yang dingin. Sajadah juga sebagai persiapan bila jamaah tidak mendapatkan saf shalat yang dilapisi karpet.
“Selama di sana, banyak-banyak minum air putih atau zamzam. Pilih air zamzam yang tertulis tidak dingin ( not cold),” katanya. Dan, untuk makanan, jamaah disarankan menghindari makan daging kambing. Selama ini banyak jamaah yang gemar jajan di luar hotel, seperti makan kebab. Lagi pula, makanan di hotel yang disediakan cukup banyak dan relatif enak serta bergizi.
Soal oleh-oleh, Sidik tak bosan mengingatkan agar jamaah mencukupkan diri membeli air zamzam dan kurma dari Tanah Suci. Sementara oleh-oleh lainnya, seperti sajadah, mukena, tasbih bisa diperoleh di Tanah Abang, Jakarta, dengan harga yang tidak berbeda jauh. “Yang penting, kan doanya.”
Para jamaah tersebut tentu sudah menyiapkan bekal dari Tanah Air untuk menghadapi musim yang sangat dingin di Arab Saudi. Karena informasi seperti kondisi cuaca di negeri tersebut akan selalu diperbarui oleh pihak biro perjalanan haji dan umrah saat melaksanakan manasik menjelang keberangkatan. Seperti yang diceritakan Rahmat sidik, pengelola Travel primasaidah.
Menurut sidik, informasi yang diberikan sangat memengaruhi kondisi jamaah selama melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Lebih dari itu, manasik juga menyampaikan berbagai persiapan yang harus dilakukan jamaah selama berada di Indonesia. Mulai dari mempersiapkan barang bawaan hingga menjaga kesehatan fisik dan mental.
Ia mengatakan, kondisi cuaca yang di Makkah saat ini sangat tidak lazim bagi sebagian masyarakat Indonesia. Situasi iklim yang kurang bersahabat itu diperkirakan akan berlangsung hingg akhir Maret. Untuk itu, bagi jamaah yang baru akan melakukan perjalanannya di sisa Februari dan Maret mendatang, diminta untuk lebih mempersiapkan diri. Jangan sampai keadaan cuaca mengalahkan niat bertamu ke rumah Allah SWT.
Persiapan paling awal dimulai dari rumah. Menurut Irmawati, bagaimanapun kondisi cuacanya, jamaah harus siap menghadapinya, apalagi umrah dan haji merupakan ibadah yang banyak membutuhkan ketahanan fisik. Karenanya, sebelum berangkat calon jamaah disarankan rutin latihan berjalan kaki santai, minimal 30 menit di pagi hari. “Yang penting adalah lakukan secara rutin.”
Dengan terbiasa melakukan aktivitas fisik, jamaah tidak akan kelelahan mengelilingi Ka’bah tujuh putaran, sa’i, ataupun pulang-pergi hotel-masjid setiap masuk waktu shalat.
Untuk menambah daya tahan tubuh, salah satu yang penting dilakukan jamaah adalah mengonsumsi multivitamin dan suplemen kesehatan tambahan. Termasuk membiasakan diri untuk rajin minum air putih. Bagi jamaah yang memiliki masalah kesehatan seperti kolesterol, hipertansi, dan lainnya, disarankan agar mengikuti anjuran dokter dan memperhatikan pantangan makanan.
Mengenai perlengkapan, termasuk pakaian selama beribadah umrah, disarankan agar membawa secukupnya. Jangan sampai barang bawaan mengganggu kelancaran pelaksanaan ibadah. “Paling banyak bawa 10 potong pakaian untuk ibadah, dan tiga baju tidur. Jadi, sisa koper bisa dimasukkan oleholeh,” katanya.
Mengingat suhu dingin di Tanah Haram bakal berlangsung hingga akhir Marat, jamaah disarankan pula membawa baju penghangat dan jaket untuk melindungi baju bagian dalam. Bagi jamaah lakilaki yang mengenakan baju koko, ada baiknya ditambah dengan baju penghangat/sweater di lapisan dalamnya. Penggunaan sarung tangan dan kaus kaki juga sangat dianjurkan.
Hindari wewangian
Bagi jamaah perempuan, sidik mengingatkan agar menghindari penggunaan sepatu hak tinggi, pemulas bibir berwarna terang, wewangian berbau menyengat, dan pakaian yang terlalu tipis hingga menerawang. “Pakailah sepatu datar yang nyaman di kaki. Namun begitu, ada saja jamaah yang tetap membawa sandal atau sepatu hak tinggi,” ujarnya.
Sebaliknya, para jamaah juga jangan lupa membawa sajadah. Ini penting karena bisa menentukan kesehatan jamaah, mengingat tidak sedikit tamu Allah ini masuk angin akibat duduk lama di lantai Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi yang dingin. Sajadah juga sebagai persiapan bila jamaah tidak mendapatkan saf shalat yang dilapisi karpet.
“Selama di sana, banyak-banyak minum air putih atau zamzam. Pilih air zamzam yang tertulis tidak dingin ( not cold),” katanya. Dan, untuk makanan, jamaah disarankan menghindari makan daging kambing. Selama ini banyak jamaah yang gemar jajan di luar hotel, seperti makan kebab. Lagi pula, makanan di hotel yang disediakan cukup banyak dan relatif enak serta bergizi.
Soal oleh-oleh, Sidik tak bosan mengingatkan agar jamaah mencukupkan diri membeli air zamzam dan kurma dari Tanah Suci. Sementara oleh-oleh lainnya, seperti sajadah, mukena, tasbih bisa diperoleh di Tanah Abang, Jakarta, dengan harga yang tidak berbeda jauh. “Yang penting, kan doanya.”
Wednesday, April 15, 2015
Tuesday, April 14, 2015
Tips mencium Hajar Aswad
Tips mencium Hajar Aswad | Info Haji umrah terkini |
Hajar Aswad merupakan Sebuah batu hitam yang disucikan oleh umat Islam, yang kabarnya merupakan batu dari surga. Bagi orang yang berpkir negatif terhadap Islam, perlakuan umat Islam terhadap batu ini menjadi sasaran untuk menghina ajaran Islam. Islam dianggap menyembah batu, padahal mencium hajar aswad hanyalah semata-mata meniru apa yang dilakukan Rasul saw.Hajar Aswad yang menempel di sudut Ka’bah merupakan tanda dimana arah Thawaf dimulai dan berakhir. Thawaf yaitu kegiatan mengelilingi Ka’bah. Jadi awal Thawaf dimulai dan berakhir dari arah Hajar Aswad .
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan ketika anda dekat Hajar Aswad di Masjidil Haram.
Mencium batu ini adalah pengalaman berharga, namun ada beberapa tips berharga untuk Anda. Berikut di antaranya:
Jangan coba-coba mencium Hajar Aswad ketika puncak musim haji, karena tubuh Anda bisa terluka akibat didorong atau disikut, bahkan terjatuh.
Cobalah di malam hari karena peluangnya lebih besar. Di siang hari anda harus berusaha setidaknya 1,5 jam sebelum anda bisa mencium batu suci ini.
Hati-hati kepada penawar jasa mencium Hajar Aswad. Yakinlah, semuanya ada dalam kehendak Allah SWT. Apa pun bisa terjadi jika sudah kemauan Allah. Jadi berserah dirilah pada-Nya.
Tips Wuquf di Arafah saat Haji
Tips Wuquf di Arafah saat Haji | Info Haji umrah Terkini
Hal pertama yang perlu anda lakukan pada saat wukuf adalah anda harus tiba di sana pada tanggal 9 Dzulhijjah, dari Dzuhur sampai matahari terbenam.
Kebanyakan anggota jamaah haji untuk menggunakan momen ini untuk membaca Alquran, berdzikir dan berdoa di Arafah selama jam-jam. Tetapi ada sejumlah orang malah menyia-yiakan waktu dengan ngobrol, merokok atau makan-makan.
Untuk itu, anda perlu bersiap menghadapi Hari Arafah, dan inilah persiapan-persiapan yang baik untuk Anda:
- Tidak perlu puasa di Hari Arafah.
- Banyak jamaah yang melewati Mina dengan langsung ke Arafah untuk menghindari macet. Maka itu, anda harus memastikan bekal makan dan minum anda cukup untuk sehari semalam tinggal di Arafah.
- Jangan lupa bawa pakaian ihram lebih, kipas angin kecil, tikar kecil, kantong plastik, payung, dua botol air mineral isi 1,5 liter, senter, dan makanan ringan.
- Mungkin anda memperoleh tenda bertoilet nyaman, tapi mungkin juga tidak. Nah, untuk menghadapi kemungkinan buruk ini, sekali lagi jangan lupa bawa gayung kecil.
- Untuk menghindari tidak bolak-balik ke kamar kecil, jaga perut anda dari memakan makanan dan minuman yang bisa membuat anda sakit perut.
- Setelah Arafah adalah Mudzalifah. Persiapkan kesiapan psikologis anda jika sewaktu-waktu anda terpaksa tidak bisa mengikuti ritual ini. Maka itu, segeralah berangkat dari Arafah begitu matahari terbenam.
- Jika fisik anda sehat, mending anda jalan kaki dua atau tiga jam ke Muzdalifah, daripada terpenjara di bus selama delapan jam.
Demikian Tips Wuquf di Arafah saat Haji | Info Haji umrah Terkini. semoga bermanfaat.
Sourche : Republika.co.id
Tips tetap Fit dalam Haji
Tips tetap Fit dalam Haji | Tips dan Info haji Umrah terkini
REPUBLIKA.CO.ID – Kesehatan penting bagi siapa pun, tidak terkecuali juga bagi calon jamaah haji yang hendak berangkat ke Tanah Suci Makkah. Faktor kesehatan penting untuk diketahui karena dalam menunaikan rukun haji, diperlukan kondisi tubuh yang prima.
Meskipun kondisi tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor usia, bukan berarti calon jamaah berusia muda kondisi fisiknya lebih baik dibanding yang berusia lanjut.
Ada beberapa hal yang bisa anda persiapkan di Tanah Air yang diharapkan bisa membantu meningkatkan vitalitas kesehatan anda saat berada di Tanah Suci. Hal-hal yang disebutkan berikut ini memang terkesan klise saat dibaca, namun dijamin anda akan merasakan manfaatnya.
Pertama, sebelum berangkat ke Tanah Suci, persiapkan kesehatan anda dengan berolahraga yang cukup. Olahraga yang sangat disarankan untuk dilakukan pada tahap persiapan ini, adalah olahraga lari. Kenapa lari? Karena dengan berlari, kaki anda akan terbiasa dengan tata cara beribadah yang akan dijalani di Tanah Suci yang sebagian besar dilakukan dengan berjalan kaki.
Bagi yang sudah terbiasa dengan berlari, itu tidak akan bermasalah bagi calon jamaah. Tapi bagi yang tidak, sebaiknya dari sekarang anda disarankan untuk membiasakannya. Jika perlu, anda berlatih hingga mencapai jarak yang cukup jauh.
Idealnya, kaki anda harus dibiasakan untuk berlari hingga mencapai jarak minimal tujuh kilometer. Jarak tersebut memang cukup jauh. Tapi, dengan berlatih teratur, jarak tersebut akan bisa dilakukan dan bahkan mampu dilampaui.
Tidak perlu setiap hari berlari saat anda menyiapkan kondisi fisik ini, cukup sepekan sekali saja jika memang anda merasa tidak cukup siap untuk melakukannya. Dengan persiapan yang cukup itu, anda tidak perlu khawatir akan kerepotan ketika harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh saat melaksanakan ibadah haji. Perlu diingat, selama masa persiapan itu, anda juga tidak perlu dibebani dengan target harus berlari sejauh mungkin. Cukup semampu yang anda bisa saja.
Selain membiasakan berlari, tips lain yang juga harus dilakukan dan dibiasakan adalah mengurangi kegiatan yang tidak penting. Biasanya, kegiatan yang dilakukan—apa pun jenisnya—akan menguras energi dan tenaga. Karenanya, disarankan untuk menguranginya sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Tips ketiga yang juga bisa anda lakukan dalam rangka menyiapkan fisik prima di Tanah Suci adalah dengan menyeleksi asupan makanan ke tubuh anda. Seperti diketahui, asupan makanan yang disarankan untuk menambah vitalitas tubuh adalah makanan bergizi. Latihan fisik bisa menjadi percuma jika anda tidak juga menyeleksi makanan yang boleh dan tidak masuk ke tubuh anda. Artinya, antara mengkonsumsi makanan bergizi dan menyeleksi makanan yang tidak layak secara kesehatan, dalam persiapan ini menjadi hal yang bersinergi.
Selama anda membiasakan diri dengan pola makan yang benar dan sehat, anda juga tidak boleh melupakan waktu istirahat yang anda dikelola secara benar. Jangan sampai karena terlalu sibuk berolahraga, menyiapkan makanan yang diinginkan, anda ternyata melupakan waktu istirahat anda. Usahakan untuk tetap menjaga waktu tidur yang cukup. Jika memang anda sudah kecapaian setelah berlari, tidak ada
salahnya anda mengistirahatkan badan anda sejenak.
Tips berikutnya adalah dengan menyiapkan obat-obatan pribadi anda yang biasa dikonsumsi. Seringan apa pun penyakit yang anda derita, alangkah baiknya jika obatnya sudah dipersiapkan sejak dari sebelum berangkat. Dengan cara seperti itu, anda yang sudah kelelahan saat beribadah, tidak akan kesulitan mencari obat pada saat sangat dibutuhkan.
Meski demikian, walau tips terakhir ini ditujukan bagi calon jamaah yang memiliki riwayat penyakit khusus, calon jamaah lain yang tidak memiliki ciri tersebut tidak ada salahnya menjalankan tips ini. Caranya tentu saja dengan menyiapkan obatan-obatan yang dianggap akan membantu saat sedang dibutuhkan. Contohnya, obat maag, sakit kepala, dan sebagainya.
Tips Haji/Umrah Muslim Indonesia
Tips Haji/Umrah Muslim Indonesia | Info Haji Umrah Terkini |
Ibadah haji merupakan salah satu ritual Islam yang memiliki rukun-rukun, baik wajib maupun sunnah. Selain sebagai bagian dari rukun Islam, ibadah haji dan umrah juga bisa disebut ibadah ziarah. Karena itu, perjalanan haji atau umrah bukan sekadar ritual dan wisata ruhani semata, tetapi pada hakikatnya sebuah proses penyucian sekaligus menyempurnakan keislaman kita.
Karena itu, dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan persiapan yang matang. Begitu Juga ada Tips Haji/Umrah Muslim Indonesia yang wajib diketahui oleh muslim Indonesia bila belum pernah melaksanakan haji atau umrah, Diantaranya adalah:
1. Tidak perlu membawa air zam-zam dari Mekkah ke Madinah. Di Madinah tersedia air zam-zam yang berlimpah, sebagaimana halnya di Mekkah. Air tersebut tersedia di dekat pilar-pilar masjid Nabawi, sebagaimana di Masjidil Haram.
2. Penduduk Madinah menjuluki Masjid Nabawi sebagai Al-Haram, sebagaimana penduduk Mekkah memiliki Masjidil Haram. Jangan bingung dengan petunjuk jalan yang bertuliskan Al-Haram di Kota Madinah, karena maksudnya adalah Masjid Nabawi.
3. Suhu udara di kompleks Masjidil Haram sangat bervariasi. Bagian basement hangat sepanjang hari, demikian pula lantainya. Bagian paling atas yang beratapkan langit sangat dingin pada waktu shubuh. Bagian tengah atau lantai 1 dan 2 juga dingin karena AC dan kipas yang bertiup hampir dari semua arah untuk mendinginkan orang yang berthawaf.
4. Di Masjidil Haram, untuk mendapatkan tempat duduk menjelang shalat fardhu begitu sulit. Bagian bawah, di mana Ka’bah terlihat langsung, didominasi oleh orang Afrika. Mereka tidak segan untuk menyelip di antara dua orang yang duduk bersila, lalu duduk di sana hingga shalat dimulai. Bagian atas, didominasi oleh orang Asia, persaingan tidak seketat di bagian bawah. Adzan Shubuh dilakukan dua kali dengan selang waktu 1 jam antara adzan pertama dan kedua.
5. Agar tidak terpapar langsung angin dari kipas angin di lantai 2 Masjidil Haram, carilah lampu gantung, dan duduk di bawahnya. Agar bawaan tidak banyak, gunakan jaket sebagai sajadah.
6. Agar sandal tidak hilang, bawalah tas lipat khusus untuk menyimpan sandal. Bagi wanita, sandal yang terbungkus tas tersebut dapat melindungi bagian dada saat melakukan thawaf. Menggunakan kaos kaki bagi lelaki saat thawaf (ketika tidak sedang berpakaian ihram) akan membantu menghindari kaki pecah-pecah. Bagi suami isteri, sebaiknya suami berada di belakang isterinya untuk menahan dorongan dari belakang dan samping kiri-kanan, sedangkan isteri berusaha melindungi dirinya sendiri dari depan.
7. Jagalah wudhu, dan jadwalkan buang air kecil. Jarak toilet yang jauh dari masjid dapat memakan waktu 15 hingga 30 menit. Hindari ke toilet di antara shalat Magrib dan Isya, karena jalan dan pelataran akan penuh dengan orang yang tidak mau kehilangan tempat shalatnya. Semua toilet ada di basement. Bila penuh, cari toilet lain satu lantai di bawahnya.
8. Jangan kuatir dengan bau badan. Kelembaban udara di Saudi membuat Anda akan terhindar dari bau badan walaupun sering berkeringat saat thawaf dan sa’i.
9. Hindari desak-desakan terutama di escalator kompleks Masjidil Haram. Penumpukan manusia di escalator telah beberapa kali menimbulkan musibah. Sabarlah saat mengantri untuk shalat di Raudhah Masjid Nabawi, sebagaimana antrian thawaf di Masjidil Haram. Jangan desak orang di depan Anda, walaupun ada yang mendesak Anda dari belakang. Bila perlu, berjalanlah sambil membebankan diri ke belakang untuk menetralkan dorongan dari belakang.
10. Warna putih di Saudi adalah warna untuk pakaian lelaki. Warna hitam adalah warna untuk pakaian perempuan, dan imam besar Masjidil Haram. Mukena putih yang hanya digunakan oleh jamaah wanita Asia Tenggara justru menjadi anomali bagi aturan tidak tertulis tersebut. Mukena jamaah wanita Afrika malah berwarna-warni, hijau, biru, kuning, dsb.
Demikian Tips Haji/Umrah Muslim Indonesia yang Perlu diketahui oleh setiap Calon jamaah Haji/Umrah yang akan berangkat ke Tanah suci, khususnya bagi yang belum pernah melakukan perjalanan Haji dan umrah.
Ibadah haji merupakan salah satu ritual Islam yang memiliki rukun-rukun, baik wajib maupun sunnah. Selain sebagai bagian dari rukun Islam, ibadah haji dan umrah juga bisa disebut ibadah ziarah. Karena itu, perjalanan haji atau umrah bukan sekadar ritual dan wisata ruhani semata, tetapi pada hakikatnya sebuah proses penyucian sekaligus menyempurnakan keislaman kita.
Karena itu, dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan persiapan yang matang. Begitu Juga ada Tips Haji/Umrah Muslim Indonesia yang wajib diketahui oleh muslim Indonesia bila belum pernah melaksanakan haji atau umrah, Diantaranya adalah:
1. Tidak perlu membawa air zam-zam dari Mekkah ke Madinah. Di Madinah tersedia air zam-zam yang berlimpah, sebagaimana halnya di Mekkah. Air tersebut tersedia di dekat pilar-pilar masjid Nabawi, sebagaimana di Masjidil Haram.
2. Penduduk Madinah menjuluki Masjid Nabawi sebagai Al-Haram, sebagaimana penduduk Mekkah memiliki Masjidil Haram. Jangan bingung dengan petunjuk jalan yang bertuliskan Al-Haram di Kota Madinah, karena maksudnya adalah Masjid Nabawi.
3. Suhu udara di kompleks Masjidil Haram sangat bervariasi. Bagian basement hangat sepanjang hari, demikian pula lantainya. Bagian paling atas yang beratapkan langit sangat dingin pada waktu shubuh. Bagian tengah atau lantai 1 dan 2 juga dingin karena AC dan kipas yang bertiup hampir dari semua arah untuk mendinginkan orang yang berthawaf.
4. Di Masjidil Haram, untuk mendapatkan tempat duduk menjelang shalat fardhu begitu sulit. Bagian bawah, di mana Ka’bah terlihat langsung, didominasi oleh orang Afrika. Mereka tidak segan untuk menyelip di antara dua orang yang duduk bersila, lalu duduk di sana hingga shalat dimulai. Bagian atas, didominasi oleh orang Asia, persaingan tidak seketat di bagian bawah. Adzan Shubuh dilakukan dua kali dengan selang waktu 1 jam antara adzan pertama dan kedua.
5. Agar tidak terpapar langsung angin dari kipas angin di lantai 2 Masjidil Haram, carilah lampu gantung, dan duduk di bawahnya. Agar bawaan tidak banyak, gunakan jaket sebagai sajadah.
6. Agar sandal tidak hilang, bawalah tas lipat khusus untuk menyimpan sandal. Bagi wanita, sandal yang terbungkus tas tersebut dapat melindungi bagian dada saat melakukan thawaf. Menggunakan kaos kaki bagi lelaki saat thawaf (ketika tidak sedang berpakaian ihram) akan membantu menghindari kaki pecah-pecah. Bagi suami isteri, sebaiknya suami berada di belakang isterinya untuk menahan dorongan dari belakang dan samping kiri-kanan, sedangkan isteri berusaha melindungi dirinya sendiri dari depan.
7. Jagalah wudhu, dan jadwalkan buang air kecil. Jarak toilet yang jauh dari masjid dapat memakan waktu 15 hingga 30 menit. Hindari ke toilet di antara shalat Magrib dan Isya, karena jalan dan pelataran akan penuh dengan orang yang tidak mau kehilangan tempat shalatnya. Semua toilet ada di basement. Bila penuh, cari toilet lain satu lantai di bawahnya.
8. Jangan kuatir dengan bau badan. Kelembaban udara di Saudi membuat Anda akan terhindar dari bau badan walaupun sering berkeringat saat thawaf dan sa’i.
9. Hindari desak-desakan terutama di escalator kompleks Masjidil Haram. Penumpukan manusia di escalator telah beberapa kali menimbulkan musibah. Sabarlah saat mengantri untuk shalat di Raudhah Masjid Nabawi, sebagaimana antrian thawaf di Masjidil Haram. Jangan desak orang di depan Anda, walaupun ada yang mendesak Anda dari belakang. Bila perlu, berjalanlah sambil membebankan diri ke belakang untuk menetralkan dorongan dari belakang.
10. Warna putih di Saudi adalah warna untuk pakaian lelaki. Warna hitam adalah warna untuk pakaian perempuan, dan imam besar Masjidil Haram. Mukena putih yang hanya digunakan oleh jamaah wanita Asia Tenggara justru menjadi anomali bagi aturan tidak tertulis tersebut. Mukena jamaah wanita Afrika malah berwarna-warni, hijau, biru, kuning, dsb.
Demikian Tips Haji/Umrah Muslim Indonesia yang Perlu diketahui oleh setiap Calon jamaah Haji/Umrah yang akan berangkat ke Tanah suci, khususnya bagi yang belum pernah melakukan perjalanan Haji dan umrah.
Mendapat Mukjizat Di Mina
Mendapat Mukjizat Di Mina | Tuti Alawiyah merasa mendapat mukjizat ketika tragedi Mina 2009 | Info Haji Umrah terkini
Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) se-Indonesia, DR Hj Tutty Alawiyah AS, dan kebetulan adalah Rektor saya di UIA assyafiiyyah program PascaSarjana, Ia banyak mengisahkan pengalamannya saat menjadi tamu Allah di Tanah Haram. Salah satunya ketika ia merasa mendapatkan mukjizat dari Allah sehingga bisa selamat dari tragedi terowongan Mina yang menelan korban ribuan jiwa.
Ia menceritakan, kala itu, sumainya HA Chatib Naseh, memimpin rombongan jamaah haji asal Indonesia yang berjumlah sekitar 175 orang. Rombongan jamaah yang berasal dari Bimbingan Haji Alkhuriyah berencana melakukan jumratul akabah yang menjadi hari terberatnya.
Saat itu, terowongan Mina sudah dijejali ribuan jamaah dari berbagai belahan dunia. Merasa kelelahan karena telah melaksanakan wukuf di Arafah, ia menginstruksikan rombongannya untuk beristirahat. ”Saya persilahkan untuk istirahat. Jajan, makan, dan minum sebelum masuk terowongan,” kata Tutty kepada Republika pekan lalu.
Setelah beristirahat hampir setengah jam, hal itu ternyata justru memperlambat rombongannya menuju terowongan. Saat terjadi musibah terinjak-injaknya ribuan orang, Tutty bersama romobongannya hanya berbeda selang beberapa menit menuju lokasi kejadian bencana.
”Subhannallah. Kami tak henti-hentinya bertakbir dan bersyukur. Ini mukjizat dari Allah,” ujarnya. Menurutnya, saat peristiwa itu terjadi, ia sempat terpisah bersama rombongannya dan terpecah hingga 10 kelompok.
Sejak berangkat dari pukul 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS), Tutty baru berkumpul kembali bersama rombongannya sekitar pukul 18.00 WAS. Pujian, lantunan syukur, dan gema takbir yang diiringi tangis haru pecah tak terbendung mengingat kebesaran Allah. ”Kita hanya beda lima menit dari peristiwa Mina,” tutur penulis puluhan buku agama ini.
Kejadian di era tahun 1990 itu memberi banyak pelajaran berharga padanya. Misalnya pentingnya sikap sabar yang harus ditanamkan sejak dini bagi calon jamaah haji. Ketika peristiwa Mina berlangsung, hampir sebagian jamaah tidak bersabar dan berebut saling berdesak-desakkan.
Akibatnya, jamaah haji asal Indonesia dan Turki menjadi korban meninggal dunia terbanyak. Wanita yang pernah mendapat gelar Profesor dari Federation Al Munawwarah, Jerman, ini sempat menyesalkan buruknya sistem teknologi informasi dan lambannya penanganan pemerintah Indonesia waktu peristiwa itu terjadi.
Sebaliknya, ia merasa salut atas kebijakan pemerintah Arab Saudi yang segera membangun terowongan baru menjadi dua arah untuk mencegah kejadian serupa terulang lagi. Ibu dari lima putra ini juga berbagi kisah tentang pengalaman lain ketika pertama kali menunaikan ibadah haji.
Ibadah haji pertamakali dilaksanakan Tutty pada 1968. Saat itu ia masih menggunakan armada kapal laut dan menempuh perjalanan berhari-hari lamanya. Dalam perjalanan itu ada 1.000 orang yang ingin menunaikan ibadah haji bersamanya. Hantaman ombak dan lamanya perjalanan di laut menjadi kenangan tersendiri baginya.
Apalagi ketika melewati daerah Sri Lanka yang memiliki ombak besar dan lautan yang dalam. Untuk menghibur dan memberi ketenangan para calon jamaah haji, selama perjalanan ia sempat memimpin radio di kapal. Ia pun memberikan tausiyah dan lagu-lagu Islami lainnya. Untungnya, Tutty telah memiliki pengalaman mengudara di radio Assafi’iyyah. ”Naik haji sekarang, sudah sangat enak. Perjuangannya berbeda sekali,” ungkapnya.
Sejak 1988 hingga 1996, Tutty selalu menunaikan ibadah haji berturut-turut. Selama 12 tahun itu pula ia kerap didaulat menjadi pimpinan rombongan haji. Bahkan pada 2007 lalu, ia sempat menjadi tamu kehormatan setelah diundang langsung oleh salah satu Menteri Arab Saudi untuk menunaikan rukun Islam kelima sekaligus menjadi pemateri pada forum konferensi internasional haji.
Selama menuju ke Tanah Haram, anggota Dewan Pers Indonesia ini pernah merasakan fasilitas manisnya perjalanan ibadah haji dengan menggunakan ONH plus. Namun, ia sendiri mengaku lebih menikmati perjalanan dengan ONH biasa.
Ingin Berlama-lama di Masjidil Haram
Cici Paramida Ingin Berlama-lama di Masjidil Haram | Info Haji Umroh terkini
Kenikmatan paling indah bagi penyanyi dangdut kenamaan Cici Paramida, ternyata bukan popularitas atau kemegahan materi, namun ketika Allah mengabulkan doanya. Ia merasakan hal itu ketika meluncurkan album keempatnya beberapa tahun lalu. ”Doa saya ternyata dikabulkan Allah, album keempat saya berjudul ‘Jangan Tunggu Lama-Lama’ meledak di pasaran, dan mendatangkan rezeki bagi saya,” paparnya.
Album tadi, kata Cici, benar-benar merupakan rezeki dari Allah. Lalu ia pun menyukuri nikmat Allah tadi dengan menunaikan ibadah haji bersama kedua orang tuanya. Keinginan untuk bisa pergi ke Tanah Suci tersebut, aku Cici, sebenarnya memang sudah cukup lama. Apalagi setelah membaca buku-buku agama, sejarah nabi, serta tentang Madinah dan Makkah.
Tetapi baru tahun 1995 itulah ia benar-benar bisa mewujudkan impiannya untuk pergi ke Tanah Suci. Ketika pertama kali menunaikan ibadah haji, begitu tiba di Madinah hatinya benar-benar bahagia. Apalagi ia juga sempat mengunjungi Maqam Nabi Muhammad SAW. ”Berada di Maqam Rasulullah, hati saya merasa tenang dan damai, bahkan tak henti-hentinya saya menangis, lalu saya berdoa di sana. Ketika berada di Masjidil Haram, saya ingin berlama-lama di sana,” katanya mengenang.
Itulah perjalanan pertama wanita kelahiran Jakarta 7 September 1972 ke Tanah Suci. Setelah itu, bersamaan dengan bulan Ramadhan, walau hanya umrah, Cici kembali ke Tanah Suci. Begitu sampai menginjakkan kakinya di Tanah Suci, hatinya merasa berdebar-debar, apalagi ketika memasuki Masjidil Haram. ”Selama dalam perjalanan, saya merasa nggak sabaran ingin cepat sampai di Masjidil Haram dan ingin melihat Kabah. Pokoknya ingin cepat sampailah.
Begitu tiba di tempat itu, saya langsung melakukan thawaf qudum. Di tempat itu saya menangis lagi sejadi-jadinya. Saya kemudian berdo’a: ‘Ya Allah Engkau telah mendatangkan aku ke sini’. Perasaan saya waktu itu, ingin tinggal seterusnya, nggak ingin balik lagi, ingin berlama-lama,” kata Cici. Di Multazam,, Cici mengaku banyak mengucap doa. Sejak dari minta kesehatan dan keselamatan, diberikan umur panjang, kelangsungan hidup yang baik, terutama untuk beribadah kepada Allah, sampai ingin diberikan jodoh.
Pada kesempatan itu, ia menyerahkan semua persoalan kepada Allah. Ia pasrah, bahkan dalam salah satu ucapannya ia mengatakan ‘Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, bila pun Engkau ingin memanggilku, aku sudah pasrah’. Ketika mau berangkat ke Arafah untuk wukuf, Cici sempat terserang demam, sehingga ia ditinggal jamaah lainnya. ”Saya istirahat dulu di rumah sakit, ketika berbaring saya berdoa lalu shalat, alhamdulillah tiba-tiba kok saya seperti bangun dari sakit, sehat dan langsung berangkat ke sana,” ceritera Cici.
Cici memperkirakan, demam yang dideritanya itu akibat terlalu banyak minum es ketika berada di Masjidil Haram. Namun seusai wukuf di Arafah, kepala Cici merasa pusing lagi. Ketika itu ia melihat begitu banyak orang yang semuanya tengah berdzikir, menyebut nama Allah. Perasaan itu, katanya, seperti dalam sebuah mimpi, antara tertidur dan tidak. Bahkan ia mengaku, kejadian tersebut terasa dalam sebuah impian panjang.
Ia merasa telah tertidur lama. Ia merasa bermimpi dan dalam impiannya itu ia merasa ada sesuatu yang membisikkan suara: nanti, di alam kubur akan begini. Begitu menyadari keadaan, ia langsung mengucap istighfar berkali-kali. Peristiwa itu terjadi, pada waktu siang yang terik dan udara sangat panas.
”Bayangan itu nyata sekali. Mungkin saya terbawa suasana. Tapi sedikitpun nggak merasa takut, malah saya bilang, wah nanti akan begini kalau kita sudah mati, dibangkitkan lagi.” Waktu itu, Cici merasa bukan mimpi, melainkan merasa dirinya sudah mati, lalu dibangkitkan kembali. Ia melihat, begitulah nantinya, semua orang akan berkumpul di tempat itu bersama orang-orang yang dibangkitkan kembali dari alam kubur.
Peristiwa itu, kata Cici, bukan mimpi, karena waktu itu Ia merasa pusing, lalu terbangun. Lalu apa makna ibadah haji bagi dirinya? Penyanyi yang selalu tampil santun di atas panggung ini mengatakan, ibadah haji itu adalah panggilan Allah, untuk lebih mengenal Allah, untuk lebih dekat dengan Allah, sehingga menyadarkan kita, bahwa dalam hidup ini tidak hanya memikirkan soal duniawi saja. ”Kalau di sana, pikiran kita hanya ingin beribadah yang sekhusyuk-khusyuknya.
Bagi saya bisa menambah keimanan, dan menyadarkan agar kita tidak hanya berpikir soal dunia saja. Di sana membuat saya berpikir apa bekal yang akan dibawa ke akherat kelak,” katanya. Ke Tanah Suci pada musim haji ternyata berbeda dengan umrah di bulan Ramadhan. Berada di Masjidil Haram pada bulan suci Ramadhan, sangat terasa ada suasana kebersamaan sesama umat Islam.
Sebelum menunaikan ibadah umrah Ramadhan, Cici pernah mendengar dari cerita teman-temannya, bahwa suasananya sangat berbeda.” Mendengar cerita itu, membuat saya ingin sekali merasakan secara langsung. Ternyata benar, suasananya sangat berbeda dengan di Tanah Air. Di sana kita berbuka bersama ribuan jamaah lain, dan banyak orang membagi-bagikan makanan,” katanya.
damanhuri Zuhri/republika.co.id
damanhuri Zuhri/republika.co.id